26 Juni 2008

Makassar itu dekat dengan Bantaeng

Kalo dari Makassar, untuk mengunjungi kota Bantaeng dapat ditempuh dengan Kendaraan Roda 4 maupun 2. Kondisi jalan menuju kota Butta Toa memungkinkan dicapai dalam waktu 2 sampai 2,5 jam dengan jarak tempuh kurang lebih 120 Km. Kota Makassar merupakan Ibukota Propinsi Sulawesi Selatan sekaligus sebagai kota Kerjaan Gowa di masa lalu. Sedangkan Bantaeng menjadi kota persinggahan dan benteng bagi penjajah Belanda di masa lalu. Kota ini dikenal sebagai Kota Butta Toa karena menurut sejarah yang disertai bukti-bukti kuat bahwasanya Bantaeng telah lama ada yang hingga sekarang ini Bantaeng telah

memasuki umur ke-754 tahun.

Lantas, mengapa dikatakan dekat dengan jarak yang cukup jauh tersebut. Di masa lalu Bantaeng tidak dapat dikunjungi menggunakan kendaraan. Kalo pun memungkinkan, kendaraan pada saat itu masih sangat kurang. Sehingga arus transportasi dari dan ke Bantaeng sangat minim. Masyarakat berkunjung dan menuju Makassar dengan berjalan kaki. Namun, dewasa ini Bantaeng telah berkembang pesat khususnya di sektor transportasi. Dalam sehari, tiap orang mampu melakukan perjalanan PULANG PERGI dari dan ke Makassar atau pun ke Bantaeng dengan frekuensi 2 sampai 3 kali. Mengingat saking dekatnya jarak dengan dukungan kendaraan yang serba canggih pula, maka Makassar itu dekat dengan Bantaeng.

NURANI teratas

Tanggal 25 Juni 2008, hari yang dinanti-nanti masyarakat Bantaeng sebagai tahap paling penting dalam pelaksanaan PILKADA di Bantaeng. Setelah dilaksanakannya Pemungutan Suara, telah diperoleh hasil yang sangat dapat dipercaya karena

data dimaksud bersumber dari pihak yang terpercaya. Berisi data akurat walaupun masih dalam proses penghitungan sementara karena belum data dari sebagian TPS belum masuk, khususnya Data dari Kecamatan Bantaeng dan Bissappu. Data Sementara ini akan terus di update dan menjadi pembanding atas Data yang diperoleh KPU Kab. Bantaeng untuk diumumkan nanti. Pada posisi pertama diraih oleh NURANI : 37,084 (47%), disusul IBU : 15,797 (20%), trus membuntuti SYAWAL : 14,757 (19%) dan paling belakang MAI-QI : 10,815 (14%).



Update Data : Rabu, 25 Juni 2008-15.37 Wita

24 Juni 2008

Bantaeng Mencekam

Menjelang hari "H" dimana akan dilangsungkan Pemungutan Suara untuk memilih Calon Pemimpin Bantaeng, suasana Bantaeng mencekam. Di setiap sudut kota hingga pelosok Bantaeng hingga detik ini diselimuti ketegangan, tiap jalan, lorong, setapak, bahkan jalan-jalan utama tiblokir dengan menggunakan PALANG KAYU, tak kurang dari itu menggunakan PALANG BAJA. Dari hasil

pemantauan kami, tinggal jalan Negara yang menghubungkan Bantaeng dengan Makassar dan menuju Bulukumba sebagai Poros Lintas Wilayah yang tidak terblokir. Hal ini dapat dikategorikan sebagai tindakan untuk memblok atau pun menahan segala kegiatan yang dapat mengganggu MASA TENANG PILKADA BANTAENG. Dengan pertimbangan bahwa banyak kejadian belakangan ini terutama yang terjadi pada malam hingga dini hari ini erat kaitannya dengan Pelanggaran PILKADA.

Sementara untuk area dalam radius Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bantaeng, banyak aparat Kepolisian yang berjaga-jaga dan melakukan patroli. Termasuk patroli yang lalu lalang meramaikan keheningan kota dini hari sekarang. Khusus untuk area KPU tersebut, telah disiapkan kawat duri yang sedianya akan digunakan untuk memblokir jalan Poros esok pagi hingga Pemungutan Suara berakhir. Hal ini juga sebagai Penguatan Pengamanan terhadap Pendistribusian Logistik Pemilu yang akan dilaksanakan besok dari KPU menuju PPK, PPS dan pada akhirnya tiba di masing-masing TPS.

Dalam beberapa kasus Pelanggaran yang terjadi hingga saat ini, sebagian besar berbau kekerasan dan kejahatan. Bahkan di dalamnya terjadi perseteruan antar masyarakat serta antar aparat dan antara masyarakat dengan aparat baik dari Kepolisian, Panwaslu, Pers dan Pemantau Independen.

Sekiranya ini menjadi gambaran, bagaimana kondisi Bantaeng saat ini menjelang Pemungutan Suara pada tanggal 25 Juni 2008 nanti. Semoga saja masih dalam batas kewajaran demi suksesnya PILKADA yang damai.

23 Juni 2008

Baliho di masa tenang


PILKADA Bantaeng makin memanas memasuki Masa Tenang. PILKADA ntar lagi, tanggal 25 Juni 2008 di depan mata. Harapan masyarakat Bantaeng smoga proses Demokrasi yang sementara bergulir dalam memilih pemimpin yang akan membawa Bantaeng 5 (lima) tahun ke depan dapat menjadi proses pembelajaran bagi masyarakat dalam berpolitik dengan terciptanya PILKADA yang damai. PILKADA diidentik

kan sebagai ajang perjuangan tokoh/figur untuk mendapatkan predikat sebagai Bupati.

Untuk menenangkan pikiran setelah sekian lama, sekian hari selama 2 minggu berturut-turut masyarakat diganggu oleh Kampanye. Kini saatnya MASA TENANG. Para Tim Kandidat sepakat untuk menenangkan masyarakat dengan kesediaannya membersihkan segala Atribut/Alat Kampanye. Tentu saja ini menjadi acuan bahwa kesadaran mereka masih ada.gitu bang, jangan cuma Kampanye melulu, pikirkan juga ketenangan.

Namun dalam perlombaan itu, yang namanya politik selalu terbentur pada ketidak serasian antara keinginan untuk memimpin dengan penerapan kaidah maupun norma yang berlaku dan mengikat tiap insan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Segala cara ditempuh dalam mewujudkan impian seorang Calon Bupati maupun Wakil Bupati. Bahkan tak kurang dari mereka menggunakan cara kekerasan kecurangan, pembodohan publik dan perilaku mengadu domba. Kalo masyarakat dianggap DOMBA maka calon pemimpin tersebut adalah CAPI.

Sebagian menganggap pertarungan tersebut merupakan ajang balas dendam, ajang unjuk gigi, ajang unjuk kekayaan, ajang unjuk kekuatan dan sebagainya. Masyarakat yang fanatik tentu ikut mempertahankan sikap fanatisme dalam dirinya. Sementara para Calon mungkin saja cuman diam, ketawa, bahkan cuek dengan sikap masyarakat. Apalagi kalo uda terpilih nantinya, masyarakat yang menjadi pendukungnya habis diabaikan. Yach itulah politik, kalo tidak kotor bukan POLITIK.

Anggaplah seorang tukang becak, tukang kayu, tukang tipu, tukang tadah, tukang tidur dan tukang dongeng. Kalo pun Calon Bupati yang menjadi pilihannya terpilih, kecil kemungkinan mereka dapat berubah NASIB. Yang tadinya kerja kuli nantinya akan jadi kuli juga. Karena janji hanyalah sebatas janji. Tadinya rajin mengunjungi Masjid, jalan ke desa-desa, mendatangi rakyatnya dengan berjalan kaki, itu semua karena keinginan untuk dipilih sebagai daya pikat pada masyarakat. Setelah terpilih nanti, entahlah.

Tapi smoga aja apa yang menjadi tradisi para pemimpin terdahulu tidak terulang lagi di era berikutnya, AMIN YA RABBAL ALAMIN.

Struktur Organisasi BJTC

1. Pembina :
- Drs. H. Azikin Solthan, M.Si
- Ketua DPRD Kab. Bantaeng
- Ketua Pengadilan Negeri Bantaeng
- Kepala Kejaksaan Negeri Bantaeng
- Dandim 1410 Bantaeng
- Kapolres Bantaeng
2. Pelindung : Drs. H. Abd. Azis Muttalib, MM
3. Pelaksana :

- Pembina : Ir. H. Syafruddin Siata, MS
- H. Asri Rani
- Pengelola : Syahrul Bayan, SSTP
- Pelatih : Iswan Nurdin
- Asisten Pelatih : Idul Adi Luhu
- Motivator, Strategicgame : Ir. Arfan Doktrin
4. Peserta Didik :
- Kelompok Usia Dini
- Kelompok Umur 10 Tahun
- Kelompok Umur 12 Tahun
- Kelompok Umur 14 Tahun
- Kelompok Umur 16 Tahun
5. Sponsorship :
- Pemkab. Bantaeng
- Pengcab. PELTI Bantaeng
- CV. Citra Ulu Galung Jaya
- PT. Rezky Nurani Mandiri
- Bank Sul-Sel Cabang Bantaeng
- Loka Camp Resort and Outbound
- A and Y Sport Station
- Radio Pantai Selatan 95,4 FM
- Tabloid Tennis
- Hi-Qua
- Perusahaan Air Minum AIRQITA-Bantaeng
- Toko Yayasan Butta Toa

BAWAKARAENG JUNIOR TENNIS CAMP

BJTC

Bawakaraeng Junior Tennis Camp [BJTC] Bantaeng diresmikan oleh Bapak H.M. Amin Syam [Gubernur Sulawesi Selatan] yang bertindak selaku Ketua Pengda PELTI Sulawesi Selatan pada tanggal 29 Juni 2004 berupa penandatanganan Prasasti Bawakaraeng Junior Tennis Camp. Penresmian ini dilakukan pada saat beliau melaksanakan Peresmian Rehab. Lapangan Tenis PELTI Bawakaraeng Bantaeng.

Bawakaraeng Junior Tennis Camp [BJTC] Bantaeng lahir berawal dari keprihatinan para penggagas atas prestasi yunior Kabupaten Bantaeng pada setiap event-event di Makassar. Adapun Penggagas/ide pembentukan Bawakaraeng Junior Tennis Camp
[BJTC] Bantaeng adalah :
1. Ir. H.Syafruddin Siata, MS
2. H. Asri Rani
3. Syahrul Bayan, SSTP
4. Iswan Nurdin

Ide penamaan ini bermula pada pertemuan para orang tua dan peserta didik serta penggagas BJTC pada tanggal 1 April 2004, dengan melaksanakan pertemuan di tengah Lapangan Tenis PELTI Bawakaraeng pada pukul 19.30 Wita dengan tujuan kegiatannya adalah Silaturrahmi sekaligus pemaparan Program Kerja BJTC untuk 10 [Sepuluh] Tahun ke depan.

BJTC pun lahir bagai anak manusia yang terus mendapatkan bimbingan dari para Pengurus Pengcab PELTI Bantaeng, diantaranya Bapak Letkol. INF. Dartono SM selaku Ketua Pengcab PELTI Bantaeng (Mantan Dandim 1410 Bantaeng), Bapak H. Asri Rani selaku Pengusaha Lokal Bantaeng dan Ir. H. Syafruddin Siata, MS selaku Pengurus Pengcab PELTI Bantaeng dan tentunya tidak terlepas Bapak Drs. H. Azikin Solthan, M.Si selaku Bupati Bantaeng.

Tantangan dan rintangan pun berdatangan, bahkan terkadang untuk berprestasi pun masih berat diraih. Namun, setelah Iswan Nurdin selaku Pelatih mengikuti Coaching Clinic International Tennis Federation [ITF] Level 1 di Makassar pada akhir tahun 2004, dari sinilah prestasi pun mengalir bagai air yang terus memancarkan kesejukannya. Dimana nama Bawakaraeng Junior Tennis Camp [BJTC] Bantaeng diharumkan pada setiap event yang digelar di Makassar bahkan event di pulau Jawa.

Dengan adanya perubahan Struktur Organisasi Pengurus Cabang PELTI Bantaeng periode 2005-2010, dimana bapak Drs. H. Abd. Azis Muttalib, MM selaku Wakil Bupati Bantaeng bertindak selaku Ketua Pengcab PELTI Bantaeng yang senantiasa memberikan harapan-harapan segar untuk berbuat demi prestasi. Maka, BJTC pun berubah visi dan Program dengan mengacu pada peningkatan prestasi yunior dikancah pertenisan di tingkat Regional maupun nasional.

Bawakaraeng Junior Tennis Camp [BJTC] Bantaeng menetapkan Visi ”Raih Prestasi dengan Team Work yang Solid” dengan Program kerja yang mengacu pada penggalian bakat petenis yunior Kabupaten Bantaeng dan peningkatan Prestasi di tingkat Regional maupun di tingkat Nasional.

Dalam upaya mengarah pada peningkatan Prestasi Petenis Yunior Bantaeng, dari pihak Pengelola BJTC melakukan kerjasama dengan Loka Camp Resort and Outbound untuk melakukan pelatihan-pelatihan peningkatan semangat juang, peningkatan percaya diri dan motivasi individu, berupa kegiatan Outbound untuk pembentukan Team Work yang solid.

21 Juni 2008

BIDOL senior_ta

Sekilas kita memandang beliau adalah seorang hamba Allah yang hidup dengan sedikit keterbatasan karena tidak dapat melihat. Namun, dengan segala keterbatasan yang dimilikinya, ternyata beliau mampu menampilkan potensi yang ada dalam dirinya.

Apa yang menjadi kelebihannya
belum tentu dimiliki atau pun orang laen bisa melakukannya. Mahir memainkan alat musik, mahir melantunkan lagu melalui olah vocal yang nan merdu. wlau dalam kondisi yang serba terbatas, sekali lagi beliau memiliki potensi yang luar biasa.
Sosok yang dikenal sebagai guru bagi sebagian orang, hingga saat ini masih dan akan selalu mampu menampilkan kemampuannya yang membuat para audience tertegun dan berdecak kagum. Bahkan, oleh Bupati Bantaeng Drs. H. Azikin Solthan, M.Si dalam penuturannya berkata kalo DIALAH yang mengajari dan menuntun dirinya sehingga bisa dan pintar bernyanyi serta dapat memainkan alat musik gitar.

Bagi masyarakat Bantaeng, BIDOL merupakan tokoh musik yang dijadikan teladan dan sebagai seniornya musisi yang ada di Bantaeng pada khususnya. Dengan kehadiran BIDOL di tengah-tengah hiruk pikuknya perkembangan musik dan budaya yang semakin memudar karena pengaruh dari luar tentunya diharapkan mampu menjadi motivasi bagi kaum muda-muda yang akan meneruskan tongkat estafet dalam meLanjutkan Pembangunan di masa mendatang.

Buat Ambae.exe, apa yang dimiliki oleh BIDOL menciptakan rasa iri yang besar dalam hati tiap insan yang meihatnya. Betapa tidak, sadarlah ko camua orang/manusia/tAu bahwasanya dia saja BISA apalagi QITA yang Alhamdulillah hingga saat ini diberikan kelebihan tersendiri namun qita selalu bermalas-malasan dalam mengembangkan kreatifitas diri.

Bicara musik di Bantaeng, tidak terlepas dari peranan kaum muda-mudi (di situ ada pelajar, pasikola, paremanG, pakelong juga padongeng), perkembangan musik itu sendiri telah berkembang pesat. Hanya saja MUNGKIN belum terkontrol dengan baik. Kehadiran senior-senior musik di Bantaeng jangan dipandang sebelah mata, pandanglah dengan dua belah mata. Di mata yang satu dia sebagai teladan, di mata yang satunya lagi jadikanlah mereka sebagai guru sekaligus dapat membimbing musisi muda untuk berkreasi lebih baik lagi ke depan.

Potensi yang dimiliki kawula mudi belum tentu kalah oleh kawula tui. Coba qita liat mereka yang lagi naik daun pake tali, antara laen "Klub/Grup Musik Siswa-siswi SMA Neg. 2 Bantaeng, yang sering tampil sebagai juara lomba, begitu pula para pemain Tanjidor yang nota bene sebagian besar adalah Masyarakat bawah dan bekerja sebagai Tukang Becak, ternyata mereka adalah orang pintar. Nakana tau toayya, TEAI SAMBARANG dengan keikutsertaannya dalam Kelompok Marching Band, berkeliling Indonesia memainkan Tanjidor, Terompet, Gendang dan sebagainya membuahkan kebanggaan yang patut diacungkan JEMPOL 2 tangan. Berhasil mengharumkan nama Bantaeng di mata wilayah maupun nasional. Mereka itulah yang patut dicontoh, bukan malah musik yang tak beraturan atau bahkan tanpa musik dalam kehidupannya namun sekedar hidup untuk makan bawang.

Template by : Kendhin x-template.blogspot.com